Sepak bola
Secara umum,
hanya penjaga gawang saja
yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh)
pemain lainnya diijinkan menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya
dengan kaki untuk menendang, dada
untuk mengontrol, dan kepala untuk menyundul bola.
Tim yang mencetak gol paling banyak pada akhir pertandingan adalah pemenangnya.
Jika hingga waktu berakhir masih berakhir imbang, maka dapat dilakukan undian, perpanjangan waktu
maupun adu penalti, tergantung dari format
penyelenggaraan kejuaraan.
Peraturan
pertandingan secara umum diperbarui setiap tahunnya oleh induk organisasi sepak
bola internasional (FIFA), yang juga menyelenggarakan Piala Dunia setiap empat tahun sekali.
Sejarah
Sejarah
olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan -3 sebelum Masehi di Cina. Di masa Dinasti Han tersebut,
masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan
serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari.
Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga
digemari terutama mulai abad ke-16.
Sepak bola
modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat
digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan
selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III
melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk
memainkan sepak bola. Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan
sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi di
Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan
merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi
pemisahan yang jelas antara olahraga rugby
dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai
dilarang dalam sepak bola Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara
Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak
bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi
dimainkan diberbagai negara.
Posisi pemain
Penjaga gawang dalam sepak bola.
Pada dasarnya,
satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang pemain bertahan, (fullbacks), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-4 orang penyerang. Penjaga gawang adalah satu-satunya
pemain yang boleh menggunakan tangan untuk melindungi gawang dari serangan
lawan. Umumnya, penjaga gawang mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain
lainnya. Pemain bertahan memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan
lawan. Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang bermain
dekat dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain dekat dengan
pemain bertahan. Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol
ke gawang lawan.
Posisi dasar
pemain dapat mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik permainan.
Beberapa pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai kejuaraan adalah 4-4-2
(paling sering digunakan), 3-4-2-1
(kekuatan terletak di bagian tengah lapangan), serta 4-3-3
(formasi klasik dari tahun 1970-an yang sering digunakan oleh sistem total
football Belanda dan Jerman Barat ).
Lapangan permainan
Untuk
pertandingan internasional dewasa, lapangan sepak bola internasional yang
digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75
meter. Di bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa
persegi empat berukuran dengan lebar 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter. Di bagian
depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang.
Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola
dengan tangan dan menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau tidak.
Lama permainan
Lama permainan
sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di
antara kedua babak Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu
selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan
adu penalti.[11] Wasit dapat menentukan berapa waktu
tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat
pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun
penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau
stoppage time.[11]
Gol yang
dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan,
sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju
ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir). Pada
akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB)
memberlakukan sistem gol emas (golden gol)
atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan
pertandingan. Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat
perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol
perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama akan
keluar sebagai pemenang. Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.
Pelanggaran
Wasit sedang
memberikan kartu kuning.
Apabila pemain
melakukan pelanggaran yang cukup keras maka wasit dapat memberikan peringatan
dengan kartu kuning atau kartu merah. Pertandingan
akan dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan pemain yang melanggar
kemudian mencatat namanya di dalam buku. Kartu kuning merupakan peringatan atas
pelanggaran seperti bersikap tidak sportif, secara terus-menerus melanggar
peraturan, berselisih kata-kata atau tindakan, menunda memulai kembali
pertandingan, keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan wasit, ataupun tidak
menjaga jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan tendangan bebas atau
lemparan ke dalam. Pemain yang menerima dua kartu kuning akan mendapatkan kartu
merah dan keluar dari pertandingan.
Pemain yang
mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa digantikan
dengan pemain lainnya. Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar kartu merah
adalah pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada
lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha
mencetak gol, menyentuh bola dengan tangan untuk mencegah gol bagi semua pemain
kecuali penjaga gawang , dan menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung
menantang, pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang melakukan hands ball di
luar kotak penalti .
Wasit dan petugas pertandingan
Dalam
pertandingan profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya
pertandingan, yaitu wasit, 2 hakim garis, dan seorang petugas di
pinggir tengah lapangan. Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat
berhenti atau memulai memainkan bola. Dia juga bertugas memberikan hukuman dan
peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan. Masing-masing penjaga
garis bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan. Mereka membawa
bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar,
ataupun offside.
Biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.
Petugas
terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama
pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir
setiap babak. Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi
penghubung antara manajer tim dengan wasit. Dalam beberapa pertandingan,
teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk
menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan. Misalnya yang menentukan
apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam
keadaan offside ketika mencetak gol.
Kejuaraan Internasional
Permainan sepak
bola wanita.
Kejuaraan sepak
bola internasional terbesar ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association
(FIFA). Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali dan dimulai di Uruguay pada tahun 1930.
Pencetus ide tersebut adalah Jules Rimet, seorang pengacara dan pengusaha Perancis yang terinspirasi setelah menonton Olimpiade Paris tahun
1924.
Kompetisi
international tertua di dunia adalah Copa America yang mempertandingkan tim-tim dalam
wilayah Amerika Selatan
setiap dua tahun sekali. Copa America pertama kali diadakan tahun 1916 dan
diikuti oleh 10 negara yang akhirnya membentuk The South American Football
Confederation (Conmebol).[15] Untuk wilayah Amerika Utara, The Confederation of North,
Central American and Caribbean Association Football (CONCACAF) menyelenggarakan kompetisi
internasional setiap empat tahun sekali yang disebut Piala Emas CONCACAF.[ Di
kawasan Asia, termasuk Australia dan Timor Leste
negara-negara yang tergabung dalam Asian Football
Confederation (AFC), mengadakan kompetisi internasional pertama
tingkat Asia pada tahun 1956 di Hongkong yang disebut Piala Asia. Pada tahun 1960, kompetisi tingkat
regional Eropa diadakan untuk pertama kalinya dengan nama European
Nations' Cup yang kemudian disebut sebagai UEFA European Championship (Piala Eropa atau EURO). Di wilayah Oseania (meliputi Selandia Baru, dan berbagai Kepulauan Pasifik), kompetisi international
setiap dua tahun dimulai sejak tahun 1996 disebut Piala Oseania. Untuk wilayah Afrika, kompetisi Piala Afrika mulai diadakan sejak 1957 di Khartoum.[19]
Sepak bola di Indonesia
Sejarah sepak
bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan
pimpinan Soeratin Sosrosoegondo.
Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan
nama menjadi Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia\ Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI
dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan. Sebagai bentuk dukungan
terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan
Indonesia semakin gencar.
Sepeninggalan
Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional
sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim
nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain
Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto
Suntoro, Ronny Pattinasarani,
dan Tan Liong Houw.[21] Dalam perkembangannya, PSSI telah
memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan
penyelenggaraan Liga Super Indonesia,
Divisi Utama,
Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk
pemain amatir. Selain itu, PSSI juga aktif
mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur
tertentu (U-15, U-17, U-19,U21, dan U-23).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar